Pendidikan Berawal Dari Rumah

“Awal 1967, saya pertama kali menjadi guru di SDK Yohanes Gabriel. 24 tahun kemudian saya terpaksa mengundurkan diri karena ikut suami pindah kerja ke Yogya. Hanya bertahan satu tahun, akhirnya 1992 saya kembali lagi ke Surabaya dan oleh Suster Serafin, SSps saya ditarik untuk mengajar lagi di SDK Kristus Raja di jalan Wisma Permai. Di sana 11 tahun mengajar, lalu 2003 saya dipindah lagi di SDK Theresia 2 sampai sekarang. Saya jadi kepala sekolah di sana baru 1997 lalu,” kenang J.M.Annie Herawati (61) mengawali obrolan tentang harapan dan tantangan pendidikan Katolik.
Sekolah Katolik jaman sekarang bisa dibilang mahal. Tapi menurut perempuan kelahiran 19 Juli 1947 yang akrab dipanggil Bu Wati ini, mahalnya biaya sekolah katolik itu relatif. Faktornya adalah kemandirian yayasan pengelolanya. Di kota besar mungkin terbilang mahal. Sebab bila tidak mahal, sekolah Katolik tidak bisa “hidup”. Dilemanya, hal ini tidak bisa diterapkan pada sekolah pinggiran di desa-desa.
Mengenai pencanangan Tahun Pendidikan oleh Uskup Surabaya, umat paroki Kristus Raja ini mengaitkannya dengan sistem subsidi silang. Sekolah-sekolah di kota-kota besar yang lebih mandiri harus bekerja lebih ekstra. Sekolah itu harus mau berbagi dengan sekolah-sekolah yang minus. Begitulah sistem subsidi silang diterapkan.
Menurut Wati pendidikan di sekolah sering terhalang oleh keluarga-keluarga yang kurang mengerti pentingnya arti pendidikan. Sebenarnya pendidikan bukanlah melulu tugas sekolah tapi terutama adalah tugas keluarga. Keluarga bertanggung jawab atas pendidikan dan kedisiplinan anak-anak. Ia juga miris melihat keluarga-keluarga yang kurang peka terhadap perkembangan anak. “Seharusnya komunikasi antar orangtua dan anak harus selalu terjalin,” katanya. Kebutuhan materi bukan yang paling pokok. Kebutuhan lain seperti komunikasi dan pendekatan emosional juga penting. “Orangtua harus rajin menyapa anak-anaknya tentang apa saja yang mereka kerjakan di sekolah,” paparnya.
Dengan usia pengabdian 41 tahun, tentu tidak berlebihan jika ibu empat anak ini memberikan harapan bagi sekolah-sekolah Katolik. “Semoga pendidikan Katolik bisa kembali seperti semula. Artinya bisa punya murid yang banyak dan terus mau memacu diri, mau berkembang dan mau melayani penuh dengan cinta kasih,” pungkasnya.

Fransiscus Gandhi Muda

Tidak ada komentar:

Kirim email


Nama
Alamat email
Subject
Pesan
Image Verification
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Klik Dapat Dollar

Menjadi member Paid To Click

Klik Dapat Dollar