Pasutri umat Paroki Santa Maria Annuntianta Sidoarjo ini menilai tayangan televisi Indonesia, khususnya dari stasiun televisi swasta, kurang memiliki konten pendidikan untuk anak.
Awalnya, untuk mengarahkan dan mendampingi anak menonton televisi sering kali diwarnai dengan gontok-gontokan alias bersitegang dengan si kecil dalam menentukan pilihan program acara. Namun sekarang mereka boleh berlega hati, sebab putri pertama mereka, Chatarina Dinda Aromatika (7), sudah mampu memilih program yang layak untuknya. Sedangkan untuk 2 buah hati mereka yang masih balita, Ignatius Nataliano (4.5) dan Vincentius Bagus (2.5), pasutri yang telah menikah 8 tahun ini rela menambah anggaran belanja mereka untuk berlangganan saluran televisi luar yang menyediakan tayangan khusus anak. Disamping itu,mereka tetap menekankan kewajiban utama anak untuk belajar, dan juga membatasi durasi menonton tv bagi anak-anak mereka, cukup satu jam saja pada weekday, selebihnya mereka lebih suka melibatkan anak-anak dalam aktivitas bermain.
Dari pengamatan Mama Dewi, seharusnya tayangan televisi memberikan porsi 70% untuk pendidikan anak, meniadakan adegan kekerasan dalam film anak, serta tidak melulu mengedepankan sisi komersilnya.
Yohani Indrawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar