Kesuburan : Hasil Kerja Sama Suami dan Istri

Anak adalah karunia yang paling didambakan oleh pasangan yang telah menikah. Bukan karena berkeluarga selalu identik dengan memiliki anak tetapi karena kehadiran buah hati akan menyempurnakan kebahagiaan di dalam keluarga.

Bagi sebagian pasangan, memiliki anak seringkali merupakan masa penantian panjang yang harus dilalui dengan penuh kesabaran dan penuh perjuangan. Apa saja ragam masalah yang membuat pasangan yang telah menikah lama memiliki anak?

Secara istimewa, Harmoni memperoleh kesempatan untuk mengupas hal tersebut bersama dr. Ariawan Adimoelja, MCE, SpOg (41) di tengah kesibukannya.

Berikut petikan wawancaranya

Apa yang menyebabkan pasangan lama memiliki anak?

Ada banyak hal yang mempengaruhi fertilitas (kesuburan) pasangan sehingga lama memiliki anak. Hal-hal tersebut bisa berasal dari suami ataupun istri karena fertilitas itu menyangkut kedua belah pihak. Sehingga ketika pasangan mengalami kesulitan untuk memiliki anak, seseorang tidak bisa hanya menyalahkan wanita saja atau pria saja. Suami dan istri harus bekerja sama, masing-masing menyumbangkan kesuburannya.

Bila untuk memiliki anak total kesuburan dari masing-masing harus mencapai 100% maka ketika kesuburan wanita hanya 60% dan pria hanya 40% maka sang wanita akan tetap bisa hamil karena total kesuburannya telah mencapai 100%, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini, kesuburan tidak bisa dikatakan per orang, wanita sendiri atau pria sendiri, melainkan pasangan itu bagaimana.

Apa saja ragam masalah yang berasal dari wanita?

Ada beberapa ragam masalah pada wanita, antara lain (1) Siklus haid (menstruasi) yang tidak teratur. Siklus haid yang tidak teratur akan menyebabkan tidak terjadinya pematangan sel telur dalam siklus tersebut. Sel telur yang tidak matang tidak dapat mengalami ovulasi dan tidak memungkinkan terjadi pembuahan.

Siklus haid yang tidak teratur harus dicari penyebabnya, apakah karena hormon ataukah karena gangguan metabolisme tubuh. Apabila penyebabnya adalah hormon (diketahui melalui pemeriksaan hormon) maka harus dilakukan terapi hormon sedangkan bila penyebabnya adalah gangguan metabolisme seperti kegemukan maka biasanya penurunan berat badan saja akan membuat siklus haid teratur kembali.

(2) Kondisi saluran telur atau saluran vagina. Untuk melihat kondisi saluran tersebut harus dilakukan pemeriksaan khusus.

(3) Rigiditas yang berhubungan erat dengan kondisi psikologis ketika berhubungan. Kerapkali pasangan tidak tahu bagaimana cara berhubungan yang benar. Pasangan yang mengalami traumatis dalam berhubungan harus menjalani psikoterapi.

Apa saja ragam masalah yang berasal dari pria?

Ragam masalah pada pria antara lain (1) Ke-lainan atau menurunnya kualitas dan produksi (gerak, jumlah, dan bentuk) sperma.

Ketika pria mengalami akil balik (pubertas), tahap spermatogenesis mulai aktif karena pengaruh hormon. Pada tahap ini, seorang pria akan mengalami ereksi, mimpi basah, perubahan suara, perubahan bulu, dan perubahan tanda-tanda seksual sekunder.

Tahapan ini sangat dipengaruhi oleh makanan dan aktivitas yang dilakukan. Gaya hidup seperti merokok dan minum minuman beralkohol, pengaruh lingkungan seperti suhu yang ekstrim, serta riwayat penyakit parotitis (gondongan) juga turut mempengaruhi tahap spermatogenesis pada seorang pria.

(2) Masalah pada organ seksual. Hal ini berkaitan dengan impotensi hingga ejakulasi prekok (sperma keluar sebelum berhubungan sehingga tidak dapat membuahi sel telur).

Apa saja yang mempengaruhi fertilitas pada wanita dan pria?

Pada wanita, kondisi fertilitas dipengaruhi oleh tahapan yang sangat panjang, mulai dari kemampuan berhubungan, menerima sperma, menghasilkan sel telur yang matang dan bisa dibuahi serta kemampuan untuk menyalurkan dan menanam janin di rahim dan dapat tumbuh dengan baik. Proses ovulasi pada wanita tidak dipengaruhi ketika masa akil balik saja melainkan mulai di dalam rahim ibu.

Pada waktu wanita lahir, organ reproduksi wanita belum menetap (siap) atau masih berjalan proses embriologinya (masih dalam proses pematangan) karena pembelahan sel berhenti sampai fase miosis dan tahap ini akan berlanjut ketika akil balik.

Pada pria, kondisi fertilitas dipengaruhi oleh proses yang lebih pendek, mulai dari pembentukan sperma, pergerakan sperma ke dalam saluran, kemampuan ereksi, kemampuan berhubungan, ejakulasi, sampai membuahi sel telur. Spermatogenesis (pembentukan sperma) pada pria tidak hanya dipengaruhi pada waktu akil balik tetapi sejak ia masih kecil, masuk masa akil balik, hingga mampu mereproduksi sperma. Proses dari sel gamet (benih) sampai spermatozoa memakan waktu bertahun-tahun tetapi waktunya lebih pendek dibandingkan wanita.

Kapan pasangan yang kesulitan memiliki anak perlu melakukan pemeriksaan?

Pasangan yang telah menikah selama setahun dan belum memiliki anak perlu memeriksakan diri ke dokter. Pada kunjungan pertama kali, suami dan istri akan diperiksa bersama-sama. Dokter akan melakukan anamnese awal meliputi usia pernikahan, riwayat pengobatan yang dijalani, frekuensi berhubungan, dan kemungkinan masalah dalam berhubungan. Apabila ditemukan masalahnya baru akan ditangani per individu sesuai dengan masalahnya.

Apakah infertilitas bisa dideteksi sejak awal (sebelum menikah)?

Tidak bisa. Dalam hal ini, pasangan itu mempunyai peran masing-masing untuk menyumbangkan kesuburan sehingga tidak bisa dilihat per orang.

Meski demikian, antara infertilitas (tidak bisa punya anak) dengan subfertilitas lebih banyak yang subfertilitas (masih bisa diusahakan punya anak). Pada wanita, penanganan infertilitas tidak hanya dapat dilakukan setelah menikah tetapi juga sebelum menikah. Sebelum menikah, bila seorang wanita telah memiliki siklus haid yang tidak teratur ketika akil balik maka hal tersebut perlu disadari dan dideteksi sehingga dapat diperiksakan sejak awal.

Bagaimana dengan penanganan infertilitas melalui proses bayi tabung?

Proses bayi tabung mem-by pass dari tahap kopulasi (berhubungan) sampai pertemuan sel sperma dengan sel telur. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan, (1) Inseminasi, proses pembuahan dilakukan dengan jalan mengeluarkan sperma, diproses, dan kemudian dimasukkan ke rahim. Selanjutnya, sperma akan berenang sendiri untuk bertemu dengan sel telur. Prosesnya berjalan alami.

(2) Pembuahan terjadi di luar tubuh. Pada tahap ini, sel telur dan sel sperma akan diambil dan kemudian diproses untuk dipertemukan. Selanjutnya, sel sperma diharapkan bisa bertemu dengan sel telur untuk bisa menyatu. (3) Memasukkan satu sel sperma yang baik ke dalam sel telur.

Bayi tabung bukanlah satu-satunya jalan keluar dalam mengatasi infertilitas karena apabila permasalahan pasangan dalam memiliki anak tidak berat maka terapinya tidak perlu sampai menggunakan metode bayi tabung.

Apa saran Dokter untuk pasangan yang telah menikah lama tetapi belum dikaruniai anak?

Pertama, bila setelah tahun pertama tidak juga memiliki anak sebaiknya pasangan mulai memeriksakan diri ke dokter. Dan bila orang di sekitar Anda mulai membuat resah dengan pertanyaan “mengapa tak kunjung memiliki anak?”, jangan stress dan bingung karena hal tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis yang kemudian berpengaruh terhadap fertilitas. Percayalah bila Tuhan telah memilihkan Anda pasangan pasti akan ada jalan keluar.

Kedua, jangan melakukan hubungan seksual sebelum menikah karena seks bebas dapat menimbulkan penyakit seksual yang akan berpengaruh terhadap kesuburan.

Ketiga, jangan menunda kehamilan. Bila Anda tidak siap untuk hamil atau memiliki anak maka ada baiknya untuk mempertimbangkan pernikahan yang Anda lakukan karena obat penunda kehamilan dapat mengganggu kesuburan.

Terakhir, berusahalah menanamkan pola hidup sehat. (*)

M. Ch. Reza Kartika

Tidak ada komentar:

Kirim email


Nama
Alamat email
Subject
Pesan
Image Verification
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Klik Dapat Dollar

Menjadi member Paid To Click

Klik Dapat Dollar