Terbuka dan Jujur pada Anak

Percaya bahwa Tuhan selalu mendampingi mereka adalah kunci ibu dan anak ini melewati berat dan kerasnya hidup tanpa seorang suami dan ayah. 16 tahun Veronika Gambut (biasa disapa Ibu Erni) merawat dan membesarkan putri gadisnya seorang diri. Begitu banyak cerita suka dan duka yang harus mereka lewati. “Saya dan Angel pernah harus tinggal di kamar kost-kostan kecil untuk buruh di Wadung Asri. Kasurnya adalah tumpukan pakaian bekas karena tidak punya kasur” ujar umat Paroki Sakramen Maha Kudus ini. Pengalaman berkesan lainnya, “waktu itu (tahun 1994) Angel sakit dan saya tidak punya uang untuk berobat, lalu saya bilang ke Angel untuk berdoa minta kesembuhan supaya besok tidak perlu ke dokter. Eh, ajaibnya Tuhan mengabulkan permohonan kami, besoknya Angel sudah sembuh.”
Bagi Ibu Erni anak gadisnya yang bernama lengkap Natalia Angelica Belasario De Evagam ini adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk hidup bersama-sama dengannya. Suatu ketika Ibu Erni sedang membersihkan lantai depan kamar kostnya, seorang pengemis tua tanpa sengaja menginjak lantai yang baru ia bersihkan, sontak saja ibu Erni memarahi pengemis tua itu, Angel yang saat itu juga ada di situ langsung mengingatkan ibu Erni pada apa yang pernah ibu Erni ajarkan pada Angel, bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sama di mata Tuhan, ibu Erni sampai sekarang tidak bisa melupakan peristiwa itu.
Angel punya pendapat sendiri tentang ibunya, gadis manis kelahiran Desember 1991 yang juga adalah murid kelas 1 di SMU Katolik St Carolus ini berpendapat bahwa ibunya adalah seorang ibu yang tegas “Ibu itu baik walaupun agak cerewet, selain itu ibu orangnya tegas supel, sekaligus smart” kata Angel pada Harmoni sambil menatap ibunya dengan penuh rasa sayang.
Telah melewati jalan yang berliku untuk membesarkan dan merawat anak seorang diri, Ibu Erni punya banyak pengalaman yang bisa digali untuk menjadi sebuah inspirasi bagi para single mom, “selalu terbuka dan jujur pada anak agar dia merasa bahwa orangtua juga adalah teman. Saya harus menjadi teladan bagi dia, bukan gaya mendikte.” (Abner)



Konsentrasi Mendidik Anak

“Saya sudah ikhlas dengan keberadaan suami saya,” demikian Maria Magdalena Herlis Susiana (51) mengawali percakapan. Ibu dari Lorentia (28), Carolina (26), Stefanus (24), Adrianus (21), Mery (18) dan Audy (11) ini bercerita bahwa suaminya yang bekerja sebagai kontraktor pertambangan emas di Kalimantan, sejak 2002 hingga sekarang tak pernah terdengar lagi kabar keberadaannya. ”Saya sempat bingung waktu tiba-tiba hilang kontak dengan papinya anak-anak,” katanya.
Hampir 6 tahun hidup dalam kesendirian tidak membuat umat paroki St. Yusup, Karangpilang ini terganggu konsentrasinya untuk mendidik anak-anak. Maria tahu bahwa anak-anak masih membutuhkan maminya, maka dengan keahlian yang dimilikinya, perempuan asli Surabaya ini mencoba mengais rejeki dengan menerima pesanan kue ataupun makanan. Berjualan rujak di depan rumah juga dilakoninya. Dari sinilah Maria bisa menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Berpindah-pindah rumah juga pernah dijalaninya.
”Air mata saya sudah kering,” ujarnya. ”Mungkin hanya si sulung Lorentia yang masih kepingin mencari papinya sampai ketemu,” kata istri dari Yosefus Stanley ini.
Perempuan yang menikah di Katedral Surabaya ini mengatakan bahwa kunci dari setiap permasalahan adalah dengan kita bersabar, nrimo dan jangan pernah mengeluh apalagi menyalahkan Tuhan. ”Itu malah akan membuat kita menderita,” ujarnya.
Mempertahankan kebahagiaan lebih sulit daripada meraih kebahagiaan itu sendiri dan Maria sudah membuktikannya dengan selalu bersyukur. (Gandhi)

Tidak ada komentar:

Kirim email


Nama
Alamat email
Subject
Pesan
Image Verification
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Klik Dapat Dollar

Menjadi member Paid To Click

Klik Dapat Dollar