Salam Damai Kristus
Orang bijak mengatakan, kata yang terlalu sering diucapkan akan kehilangan makna. Kata “cinta”, misalnya, sudah terbukti meluntur maknanya digerus kasus kawin-cerai dan poligami.
Juga misalnya kata “habitus baru” atau “budaya tandingan”. Sebelum kata ini benar-benar hilang makna, kami mencoba menerapkannya dengan menerbitkan majalah di tangan Anda ini.Saat semua hal dalam hidup kita sedang dikomodifikasikan (ditransaksikan), kami memberi bacaan pada Anda secara gratis. Saat akses terhadap bacaan bermutu hanya dimiliki oleh mereka yang punya uang untuk membeli majalah mahal, kami mempersembahkan majalah ini gratis kepada Anda, apapun latar belakang dan status ekonomi Anda.
Saat mempersiapkan edisi ini, kami juga berkutat soal kata “garam dan terang”. Kami was-was, jangan-jangan kata ini juga akan kehilangan makna. Maka kami berkutat mencari padanan kata itu dalam hidup sehari-hari. Pilihan kami jatuh pada para pamong Katolik yang berkarya di tengah masyarakat jamak. Terlebih pada pamong “rendahan” yang justru bekerja tanpa pamrih setingkat kampung atau perumahan.
Menjadi abdi, teladan sekaligus mewarnai hidup bermasyarakat sungguh mengorbankan banyak hal. Dan pada merekalah kata “garam dan terang” pantas disematkan.
Selamat menikmati.
Pamong Katolik di Tengah Masyarakat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kirim email
Penting Bagi Keluarga
Sujana
Artikel Suami Istri
Artikel Kehamilan
- Biar Hamil, Latihan Jalan Terus!
- Tanda-tanda Lain Kehamilan
- Menghitung Usia Kehamilan
- 7 Benda Wajib Dimiliki Ibu Hamil
- Keguguran? Jangan Pesimis!
- Optimis Atasi Kehamilan Berisiko
- Operasi Caesar: Bersenang-senang Dulu, Bersakit-sakit Kemudian?
- Bahagianya Hamil Berkat Yoga
- Peran Pria dalam Kehamilan
- Pengelolaan Keuangan Keluarga Menyambut Hadirnya si Buah Hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar