Perlu Biro Konseling Keluarga di Wilayah

Di Surabaya ada beberapa kelompok kategorial yang memikirkan tentang keutuhan rumah tangga dan terus-menerus mengingatkan umat akan janji suci perkawinan. Seksi Keluarga Paroki St. Vincentius A Paulo Widodaren Surabaya adalah salah satunya.
Ketika didaulat menjadi ketua Seksi Keluarga, Nicolaus Ferrandy Irwantoro, (43) harus memutar otak merancang program agar umat di parokinya mengenal apa itu Seksi Keluarga. Hal ini dikarenakan Seksi Keluarga di Paroki Widodaren sempat mengalami pasang surut sampai akhir 2005. “Setelah dari kelompok ME (marriage encounter) saya diminta oleh dewan paroki untuk membantu seksi keluarga,” kisah ayah dari Edo (17), Audy (14) dan Juan (6) ini.
“Awalnya memang sulit. Mungkin karena tingkat sosial, ekonomi dan pendidikan umat di paroki kami mayoritas dari kelompok menengah ke bawah, sehingga tidak banyak waktu luang untuk mengembangkan diri” kata Irwantoro yang berprofesi sebagai dokter gigi ini. Usaha mengadakan seminar tentang seks pernah dicoba, namun tidak banyak umat yang merespons acara ini meski temanya menarik.
Dengan dukungan dari Rm. Widayaka, CM sebagai penasehat seksi keluarga paroki, Irwantoro ingin mewujudkan impiannya untuk membuat semua umat di paroki lebih mengenal dan lebih aktif dalam setiap kegiatan seksi keluarga. Entry point (pintu masuk) yang ditempuh pria asli Semarang ini adalah dengan menggelar kegiatan yang menyenangkan umat.
Seperti saat Sabtu, (5/1) lalu, misalnya, seksi keluarga membuat acara gathering bagi suami-istri di balai paroki dimana balai paroki disulap menjadi seperti di pantai dengan mendatangkan pasir asli dari pantai. “Kami juga melakukan pendekatan dengan cara mengadakan ulang tahun janji pernikahan setiap tahun dalam dua periode, Januari sampai Juni dan Juli sampai Desember. Kegiatan rutin seperti pembinaan orangtua bagi calon komuni pertama juga tetap berjalan” tuturnya.
Suami dari Vincentia Corena Rachmawati Hadi (43) ini juga punya harapan agar paroki bisa lebih mendukung. “Kalau paroki bisa menganggarkan dana lebih banyak, kegiatan bisa lebih beragam. Saya punya angan-angan setiap wilayah punya biro konseling, tempat konsultasi bagi keluarga yang punya masalah, tanpa harus “lari” ke romo,” sambungnya.
Selain di seksi keluarga paroki, lulusan Universitas Trisakti tahun 1988 ini juga aktif di beberapa LSM, seperti PKB ( Perkumpulan Keluarga Berencana ) Jatim, Yayasan Anak Prasa (yayasan yang menangani anak-anak di pedesaan), dan YKAI (Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia).
Masih menurut penuturannya, tugas dari seksi keluarga paroki Widodaren adalah pemberdayaan sumber daya manusia, (khususnya keluarga) agar lebih maju, baik secara iman maupun wawasan. Secara kelembagaan, Seksi Keluarga juga diharapkan bisa membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan keluarga.
Irwantoro yang asli Semarang ini titip pesan agar dalam menghadapi tantangan hidup yang besar dan tuntutan ekonomi yang terus meningkat, keluarga sebagai “gereja kecil” diharapkan bisa memberikan perhatian sepenuhnya kepada anak-anak, karena bagaimanapun juga anak-anak adalah masa depan gereja.
Menutup bincang-bincang di rumahnya yang asri, Irwantoro mengungkapkan keprihatinan tentang kemajuan teknologi informasi seperti internet yang jika tidak dimanfaatkan dengan benar akan merusak moral dan akhlak.
Komplekstitas masalah keluarga di jaman modern ini memang harus diantisipasi dengan terus mengembangkan kualitas diri agar tidak gampang terseret arus.

Fransiskus Gandhi

Tidak ada komentar:

Kirim email


Nama
Alamat email
Subject
Pesan
Image Verification
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Klik Dapat Dollar

Menjadi member Paid To Click

Klik Dapat Dollar