Tak mudah bagi pasangan beda suku untuk memahami bagaimana kecintaan pada adat dan budayanya. Bagi Feable Alexius Pakpahan (39) yang asli tanah Batak keuletan dalam membina keluarga beda adat adalah bentuk lain perjuangan menempuh keluarga harmonis.
Alex, begitu ia lazim disapa. Bapak dua anak yang masih kagok berbahasa Jawa ini mengaku tak begitu kaget ketika meminang gadis Jawa yang berbeda adat. Cicilia Hilda Tokki Diana (33), adalah gadis asal Madiun yang menjadi pilihan untuk menjadi pendampingnya. Ibu dua anak yang biasa dipanggil Tokki ini hingga sekarang masih memegang janji pernikahannya untuk mendidik anak-anaknya dengan baik.
Terhadap perbedaan adat dan suku tidak terlalu menyulitkan keduanya untuk saling menyesuaikan. Pasangan ini tetap saling mencintai dan berselaras dalam membangun rumah tangga. “Kita lebih fokus memikirkan kebersamaan dalam keluarga ketimbang mempersoalkan perbedaan adat” tandas perwira berpangkat Mayor ini.
Bagi Tokki sang istri, menjadi suami Alex asal Batak yang adat dan budayanya jauh berbeda tak mengalami kesulitan berarti. Ia bisa menerima dengan perbedaan itu. Hal ini menurut Tokki karena saat masih dibangku kuliah ia sudah terbiasa bergaul dengan teman dari berbagai suku. Bahkan Tokki mengaku saat masih pacaran dengan Alex ia bisa lebih nyaman. “Bang Alex itu orangnya keras, tapi tegas. Saya tidak tahu, ini karena ia tentara atau karena adat Bataknya, tapi saya justru merasa nyaman” tukas Tokki dengan nada lembut.
Saat ditanya tentang bagaiamana keluarga besarnya menerima perbedaan adat baik Alex dan Tokki mengaku keduanya bisa menerima. Bahkan keluarga Alex tampak luwes memakai adat Jawa saat uapacara perkawinan berlangsung.
Dari keluarga Alex hingga kini masih mengharap dan menunggu dari perkawinannya yang belum memakai adat Batak. Itu berarti Alex masih punya “utang” terhadap keluarga besarnya yakni harus memenuhi perkawinannya yang belum ‘diadati”.
Pasutri yang sakramen perkawinannya diberkati pada 21 Juli 2001 di Gereja St. Cornelius Madiun ini telah dikaruniai dua orang putri, Cornelia Rahel Rucita Pakpahan (6) dan Anastasia Oktavia Masha (5). Terhadap kehidupan sehari-hari ada adat yang masih dipegang kuat. Misalnya, anak pertamanya ketika menginjak usia 7 bulan juga ‘diadati’ dengan ritual tedak siti.
Meski hidup dalam tradisi Jawa Alex tetap berupaya memperkenalkan adat Batak kepada istri dan kedua putrinya. Hal ini semata-mata supaya anak tidak asing terhadap adat dan budaya ayahnya. Banyak media untuk memperkenalkan adat kepada anaknya. Salah satunya adalah mengikuti pertemuan-pertemuan keluarga besar Batak. “Anak dan istri selalu saya ajak ikut arisan dan pertemuan-pertemuan keluarga Batak” tutur pria alumnus FKIP Unika Atmajaya Jakarta yang kini menjabat sebagai Ketua Primer Koperasi Angkatan Laut LANMAR Surabaya.
Aloysius Suryo
Nikah Dengan Orang Batak, Tetap Saja Luwes
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kirim email
Penting Bagi Keluarga
Sujana
Artikel Suami Istri
Artikel Kehamilan
- Biar Hamil, Latihan Jalan Terus!
- Tanda-tanda Lain Kehamilan
- Menghitung Usia Kehamilan
- 7 Benda Wajib Dimiliki Ibu Hamil
- Keguguran? Jangan Pesimis!
- Optimis Atasi Kehamilan Berisiko
- Operasi Caesar: Bersenang-senang Dulu, Bersakit-sakit Kemudian?
- Bahagianya Hamil Berkat Yoga
- Peran Pria dalam Kehamilan
- Pengelolaan Keuangan Keluarga Menyambut Hadirnya si Buah Hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar