Bekerja Untuk Keluarga


Cinta bersemi di Taman Hiburan Rakyat (THR) begitu kira-kira judul kisah cinta Nicolaus Edy (61) dan Virgilia Sudarwati (55). Edy yang awalnya berjualan Terang Bulan dan Sudarwati yang berjualan jajanan pasar di THR Surabaya itu pun saling jatuh cinta. Berawal dari pacok-pacokan (baca: dijodoh-jodohkan) teman, mereka mempersatukan hati dalam ikatan pernikahan pada 20 September 1972. Terdorong oleh keinginan untuk mengenal Tuhan secara lebih mendalam, Sudarwati pun memutuskan untuk dibaptis secara Katolik pada tahun 1988 dan Edy menyusul pada tahun 1987.

Lelaki yang doyan sambal ini mengawali peruntungannya di Jakarta dengan menjadi penjual mainan halma dan catur (tahun 1965-1969). Dengan keinginan besar untuk berkembang, ia pun pindah ke kota kembang dan berjualan Roti Bandung selama tujuh bulan pada tahun 1969. Setelah sempat pindah lagi ke Salatiga, pengagum Bung Karno ini pun melabuhkan hatinya di Surabaya dan berjualan roti bolu di jalan Tidar sejak 1970 hingga dua tahun.

Setelah berulang kali pindah kota dan beberapa kali ganti usaha, ayah 5 anak ini pun mulai merintis usaha roti goreng pada tahun 1976 yang bertahan hingga saat ini. Perjalanan panjang roti goreng kakek dari tujuh orang cucu ini bukan tanpa rintangan. Meski belum pernah tertangkap petugas Satpol PP, beberapa kali Edy harus pindah tempat dari jalan Kusuma Bangsa tempat mangkalnya, karena digusur sebagai alih-alih penertiban. Saat krisis moneter menggempurnya tahun 1997, usaha roti goreng Edy mengalami penurunan perlahan-lahan. Produksi roti yang biasanya membutuhkan 80 kg tepung setiap harinya turun hingga 40 kg saja. Penghematan pun segera dilakukan.

Ketika ditanya apa rahasia suksesnya, pria yang memiliki motto hidup ”bekerja untuk keluarga” ini dengan mantap menyebut peran sang istri yang setia berjuang. Bagi pria kelahiran 10 September 1947 ini, Sudarwati layaknya manajer keuangan yang mengatur dengan baik dan rapi setiap kebutuhan usahanya.Ditanya tentang keistimewaan roti gorengnya, dengan merendah ia menjawab, ”Kalau keistimewaan rasanya saya tidak tahu, mungkin pelanggan yang lebih ngerti. Tapi saya selalu menjaga kualitas minyak goreng dan tepungnya dengan pakai yang kualitas satu,” imbuhnya. Hasil terbaik selalu diberikan bagi pelanggannya. Tidak mengherankan bila pelanggannya tidak segan untuk datang jauh-jauh dari Gresik, Sidoarjo, hingga Malang.

Bertekun dan tidak pernah menyerah adalah semangat yang terus dihidupi oleh umat Paroki Kristus Raja ini dalam menjalankan usahanya. Alhasil, ia berhasil mengantarkan putra-putrinya menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Saat ini, ia menjadi supplier roti cakkwe untuk restoran-restoran besar di Surabaya, seperti rumah makan Takwan, Garden Palace, Happy Garden, Ah Yat Abalone, hingga Duck King Restaurant. Pengalaman hidupnya sebagai pengusaha jalanan mengajarkannya untuk bersiasat menghadapi situasi sesulit apapun. 

Reza Kartika

Tidak ada komentar:

Kirim email


Nama
Alamat email
Subject
Pesan
Image Verification
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Klik Dapat Dollar

Menjadi member Paid To Click

Klik Dapat Dollar