Keluarga Harus Cerdas Menghidangkan Makanan Sehat

Kita mungkin banyak memperbincangkan modernitas pada wilayah ekonomi dan teknologi saja. Nyatanya, modernitas juga tentang makanan. Diakui atau tidak, makanan dan pola makan kita sudah sedemikan terjajahnya hingga kita meninggalkan pola makan dan makanan yang seharusnya lebih cocok dengan iklim kita.  Alasan kepraktisan dan cepat hidang, membuat kita semakin jauh dari pola makanan yang sehat dan bergizi.  

Kita sering lupa bahwa variasi makanan dalam keluarga sangat penting. Karena terlalu gandrung dengan makanan tertentu, kita mengabaikan suplai asupan zat lain dari aneka makanan yang lain. Slogan yang dari dulu kita kenal, “empat sehat lima sempurna”, adalah pola makanan yang sehat bagi keluarga. Hal ini terungkap dalam perbincangan Harmoni dengan Ir. Theresia Endang Widuri, Dekan Fakultas Teknologi Pangan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Berikut petikan wawancaranya.

Agar memperjelas dan meluruskan pandangan tentang makanan sehat, mungkin bisa dijelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan makanan sehat :

Makanan sehat menurut ilmu pangan adalah makanan yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh agar hidup sehat. Misalnya saja protein, vitamin, lemak dan karbohidrat. Hidup sehat artinya bisa menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal. Di Indonesia kita punya semboyan empat sehat lima sempurna. Slogan ini sudah sangat cocok dan memenuhi standar gizi dan makanan sehat.

Apakah bedanya makanan sehat dan  makanan bergizi ?

Sebetulnya sama, cuma kita sering mengatakan bahwa bergizi itu berhubungan dengan protein. Tidak salah juga, karena karena struktur tubuh tersusun atas protein dan kita membutuhkannya banyak sekali.  Akhirnya kita berpikir makanan bergizi itu yang mengadung protein seperti daging. Sebenarnya tidak cukup protein saja. Makanan bergizi juga harus menyediakan karbohidrat dan vitamin dari sumber nabati maupun hewani.

Apakah pola makan masyarakat kita sudah tergolong sehat ?

Ada kecenderungan masyarakat kita mengikuti pola makan orang Eropa dan Amerika. Maka tidak heran kalau masyarakat kita dekat dengan fast food dan sejenisnya. Ini yang harus dibetulkan. Pola makan yang sesuai dengan iklim Indonesia adalah 4 sehat 5 sempurna. Orang Eropa banyak mengkonsumsi lemak karena iklimnya memang menuntut  begitu. Misalnya di musim dingin mereka butuh makanan dengan kandungan lemak yang banyak agar mendapatkan pasokan energi yang cukup. Jadi, makanan barat sesungguhnya tidak cocok dengan kita, apalagi fast food.

Selain itu, kita sering berpikir seolah-olah makanan yang baik itu makanan barat. Ini memang sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Masyarakat kita sekarang sangat praktis dan serba instant. Ada juga anggapan bahwa makanan warung itu untuk kalangan menengah ke bawah. Padahal kandungan gizinya lebih baik dari makanan barat.

Sumber makanan sehat apa yang cocok dikonsumsi di Indonesia ?

Sumber makanan sehat sebenarnya selalu tersedia dan ada di sekitar kita. Sumber energi berupa nasi bisa diganti singkong atau sagu. Sumber protein seperti susu, telur, daging, ikan atau dari sumber nabati seperti kacang-kacangan. Sedangkan sumber vitamin dan mineral dari buah dan sayur. Untuk kandungan lemak tentu sumber hewani.

Semuanya sangat mudah didapatkan, baik yang sudah olah ataupun diracik sendiri. Nah, tinggal pintar-pintarnya kita mengolah dan dikreasi sesuai dengan kebutuhan keluarga.

Bagaimana dengan pola konsumsi yang sehat, khususnya bagi keluarga?

Yang sering kali kita lupakan bahkan jadi kekeliruan adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan  favorit saja.  Misalnya sayurnya kangkung melulu tiap hari atau sup melulu. Ini pola konsumsi yang keliru. Pola konsumsi yang sehat harusnya bervariasi. Makanan yang bervariasi penting karena, seperti contoh sayuran tadi, masing-masing sayuran punya komponen penting yang berbeda. Kangkung dan bayam punya kandungan zat yang berbeda.

Sebagai contoh, bila sayuran hari ini kurang zat besi, sedapat mungkin besok atau malamnya zat besi itu tersedia dari sayuran yang berbeda. Ini juga berlaku sama pada sumber hewani atau nabati lainnya.  Alasannya, bila tubuh kita kurang mendapatkan asupan zat tertentu yang terkandung hanya pada makanan tertentu, tubuh kita akan bereaksi negatif dan berdampak buruk bagi kesehatan.

Ada saran bagi keluarga soal pola konsumsi dan makanan yang sehat?

Makanan harus bervariasi dan memenuhi 4 sehat lima sempurna. Bagi keluarga muda harus cerdas menerapkan pola makan yang baik, kebiasaan makan yang baik bagi anak-anaknya. Orangtua yang sudah terbisa dengan jenis makanan tertentu, jangan serta-merta diturunkan ke anak-anaknya. Orangtua harus memberikan teladan dan contoh, agar anak berpola hidup sehat. Orangtua tidak boleh egois hanya menyajikan makanan favoritnya saja. (*) Oleh : Andre Yuris

 

Nama                    : Ir. Theresia Endang Widuri W.P

Panggilan             : Widuri

Jabatan                 : Dekan Fakultas Tekonologi Pangan, Unika WM Surabaya

Pendidikan         : S1 - Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, UGM

  S2 –Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, UGM 

Tidak ada komentar:

Kirim email


Nama
Alamat email
Subject
Pesan
Image Verification
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Klik Dapat Dollar

Menjadi member Paid To Click

Klik Dapat Dollar