Mungkin sudah tidak asing lagi kita mendengar istilah ‘back to nature’. Sebuah slogan sekaligus ajakan untuk kembali ke alam dan meninggalkan yang serba instan. Beberapa pasar modern sudah mulai menyediakan buah dan sayuran organik.
D’natural adalah satu-satunya restoran dan store di Surabaya yang menyediakan makanan organik. Makanan organik adalah makanan yang tidak mengandung bahan pengawet, bahan pewarna maupun bahan kimia lainnya.
Berangkat dari keprihatinan pribadi salah seorang dari pengelolanya akan sulitnya memperoleh makanan organik, Silvia (31) bersama dengan 2 kerabat lainnya bergabung dengan sebuah franchise dari Jakarta. Dua tahun berjalan, perempuan yang juga lulusan Tacni, Sydney, Australia jurusan teknologi pangan bersama dengan tim pengelola lainnya memutuskan untuk berdiri sendiri. Alhasil, nama Healthy Choice resmi berganti menjadi D’ Natural sejak Juli lalu.
Silvia menjelaskan, “setelah buka (usaha restoran dan store makanan organik, red) saya baru sadar ternyata memang banyak orang yang juga membutuhkan makanan organik.” Jenis bahan makanan yang dijual di sini sangat beragam, mulai dari sayuran, daging, susu olahan, termasuk juga alat-alat yang digunakan untuk mengolah bahan baku tersebut. Bahannya dibuat secara khusus, yaitu stainless steel. Hal ini bertujuan agar unsur-unsur kimia dalam makanan yang diolah tidak sampai mengikis logam. Untuk restoran, d’natural menyediakan pula beragam menu, termasuk masakan Indonesia yang disesuaikan dengan selera masyarakat. “Di sini kita juga ada pecel dan gado-gado, tapi bumbunya tidak menggunakan kacang tanah, melainkan kacang almon”, Silvia memberi contoh. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa penggantian bahan baku itu bertujuan untuk mengurangi bahan-bahan yang mengandung alfatoksin yang dapat meningkatkan reaksi alergi dalam tubuh.
Komitmen untuk menyajikan makanan yang benar-benar organic dibuktikan dengan pemilihan supplier dengan sangat selektif. Bahan-bahan yang dipasok harus terbebas dari segala bentuk zat kimia, baik sejenis pestisida, penyuntik hormon maupun zat-zat kimia lainnya, sehingga tidak jarang terjadi kelangkaan stok bahan baku karena gagal panen. Hal inilah yang menyebabkan harga makanan organic lebih mahal dibandingkan dengan makanan yang lain. Untuk daging ayam organic harganya bisa mencapai 2 kali lipat dari harga ayam potong biasa.
Bumidaya bahan baku makanan organic ini ada beberapa cara. Untuk memperoleh hasil pertanian dan perkebunan dapat dilakukan dengan menggunkan media hidroponik dan aeroponik. Tetapi D’natural lebih memilih hasil pertanian dan perkebunan dengan media tanah, itupun harus benar-benar organik. “Kita ingin benar-benar sesuai dengan konsep petani jaman dulu yang benar-benar menggunakan tanah, sebelum ada kemajuan teknologi seperti sekarang ini” jelasnya.
Lebih lanjut Silvia memberikan gambaran tentang makanan sehat. Pemiluhan bahan baku dan pengolahannya dapat menentukan kualitas makanan. Makanan yang sehat harus terhindar dari segala bentuk bahan kimia, selain itu pengolahannya pun harus tepat. Terkait dengan hal ini, D’ natural menghadirkan program khusus pada hari-hari tertentu. “Masyarakat perlu hal-hal yang bersifat edukasi. Karena itu, kami selalu membuat inovasi salah satunya dengan rutin mengadakan demo memasak setiap seminggu sekali, agara masyarakat juga paham bagaiman mengolah makanan dengan benar”. Pengetahuan yang disampaikan itu tidak terbatas pada makanan yang diolah saja, tetapi termasuk juga pemilihan alat-alat masak yang digunakan. Segala usaha dilakukan untuk meminimalkan segala bentuk kimia makro yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Pada dasarnya, masyarakat sudah mulai sadar dengan pola hidup sehat, salah satunya dengan makanan yang dikonsumsi. Pada akhirnya Silvia berpesan bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai pola hidup sehat. “Saya sendiri sudah menerapkannya, minimal 2 kali dalam seminggu saya mengkonsumsi makanan organik. Terbukti, tubuh saya jauh lebih fit.” Pola hidup sehat ini dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga. (*) Agnes Lyta Isdiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar